Malang, 3 September 2025 – HEY AIESEC! Gimana sih rasanya jadi volunteer di luar negeri sambil bikin dampak positif? Nicholas Surya Putra (22), mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya punya cerita menarik nih! Lewat program Global Volunteer AIESEC in UB, Nicholas berkesempatan untuk mendukung masyarakat lokal di Vietnam. Yuk, kita ikuti ceritanya lebih lanjut!
Apa yang Nicholas Lakukan di Sana?
Nicholas nggak main-main dalam kontribusinya! Dia terlibat langsung selama enam minggu, dari 6 Juli hingga 15 Agustus 2025, di Distrik Ia Grai, Provinsi Gia Lai, Vietnam. Program ini fokus pada dua hal penting, yaitu pariwisata berkelanjutan (SDG 8.9) dan pendidikan berkualitas (SDG 4). Nicholas berkontribusi dalam dua kegiatan utama:
1. Promosi WACA Coffee & Farmstay
Nicholas membantu membuat konten kreatif dan dokumentasi promosi untuk tempat wisata berbasis masyarakat ini. Tujuannya simpel tetapi berdampak, yaitu membuat toko kopi ini lebih menarik bagi wisatawan sembari mengangkat potensi masyarakat lokal dan sumber daya yang tersedia.
2. Workshop Bahasa Inggris untuk Anak-anak
Setiap minggu, Nicholas mengadakan workshop bahasa Inggris yang seru untuk anak-anak usia 6-12 tahun. Metodenya sangat interaktif, mulai dari menggambar, bernyanyi, dan bermain games! Hasilnya? Anak-anak jadi lebih percaya diri untuk berbicara bahasa Inggris dan nggak takut salah lagi.
Apa Pendapat Nicholas?
“Alasan utama saya ikut Global Volunteer adalah untuk nyoba dan nerapin skill yang saya punya di situasi nyata, terutama buat mendukung pariwisata berkelanjutan,” cerita Nicholas dengan antusias. Dia juga mengatakan bahwa program ini jadi tempat belajar tentang gimana ekonomi, pendidikan, dan budaya itu saling terhubung. Ia pun nggak menyangka bahwa kontribusi kecil bisa punya dampak yang sangat besar.
Tantangan? Pasti Ada!
Kendala bahasa memang jadi tantangan utama. Namun, Nicholas malah melihat ini sebagai pelajaran berharga tentang pentingnya sabar, empati, dan mau saling memahami. Menurutnya, leadership sejati itu bukan soal power, tapi soal membangun kepercayaan lewat komunikasi yang jujur dan kerjasama lintas budaya.
Dampak Nyata yang Terasa
Program ini memberikan manfaat yang konkret, yaitu anak-anak sekitar WACA Coffee & Farmstay sekarang lebih percaya diri untuk menggunakan bahasa Inggris dasar dan kafe lokal mendapatkan material promosi visual yang bisa digunakan untuk menarik wisatawan. Hal Ini membuktikan bahwa Global Volunteer nggak cuma kasih pengalaman lintas budaya buat peserta, tapi juga memberikan berkontribusi untuk kemajuan ekonomi dan sosial di level lokal.
Untuk Nicholas pribadi, program ini mengubah cara pandangnya tentang peran anak muda dalam bikin perubahan. “Saya belajar gimana skill dasar seperti komunikasi, fotografi, dan mengajar bisa kasih manfaat besar buat orang lain,” ungkapnya.
Pengalaman lintas budaya ini juga memperluas perspektif globalnya, kemampuan adaptasinya terasah, dan rasa empatinya tumbuh. “Menurut saya, Global Volunteer itu nggak cuma soal mengajar atau bantu promosi, tapi juga tentang berkembang jadi pribadi yang lebih adaptif, reflektif, dan peka,” tambahnya.
Lewat program ini, AIESEC in UB membuktikan kalau keterlibatan anak muda dalam SDGs bisa diwujudkan lewat aksi nyata yang punya dampak ganda, yaitu memperkuat masyarakat sekaligus mengasah potensi diri. Program seperti ini menjadi wadah yang tepat untuk pemuda memahami keberagaman, bekerja sama dengan komunitas lokal, dan menciptakan perubahan positif di dunia.
Kalau kamu tertarik untuk mengikuti program pertukaran seperti Nicholas atau ingin belajar tentang pengembangan diri, jangan lupa untuk kunjungi @brawijayaleads, ya!